Mac OS X  2ATTR<<com.apple.quarantineq/0083;6819cad1;Safari;7669CE29-A9D8-4C8B-89E2-E0B5F6BCEDCE02270 2200133 4500245003100000020001800031700001700049005001900066260002300085041001400108084001200122300002300134500197900157 aAku Melawan Teroris!hText a979-98690-0-2 aImam Samudra a20240920100022 aSolobJazerac2004 aIndonesia a303.625 a200 hlm :c21,5 cm aTangismu wahai bayi-bayi tanpa kepala…dibentur ditembok-tembok Palestina…jeritmu wahai bayi-bayi Afghanistan…yang memanggil-manggilku tanpa lengan…dieksekusi bom-bom jahannam…milik setan Amerika dan Sekutu…saat ayahmu menjalani Ramadhan!rnIni aku,saudaramu…ini aku,datang dengan secuil bombing…kan kubalaskan sakit bisa…kan kubalaskan darah-darahmu…darah dengan darah…nyawa dengan nyawa…qishash!!rnItulah sepenggal puisi Imam Samudra. bait-bait yang mereflesikan apa, mengapa, kepada siapa,dan bagaimana ia melawan. Dari balik jeruji besi, sambil menunggu proses eksekusi atas ganjaran pidana mati, ia menorehkan catatan-catatan harian.Sebagai bentuk pertangguhjawaban kepada publik atas apa yang ia dan kawan-kawannya lakukan di Bali pada 12 Oktober 2002.rnApa yang ia dan kawan-kawannya lakukan di Bali, adalah bentuk reaksi perlawanan terhadap dukungan takk; Amerika dan sekutunya. Bangsa yang oleh Amnesti Internasional dikarunia”penghargaan” sebagai pelanggar HAM terburuk selama 50 tahun terakhir. Bangsa yang oleh Human Right Report 2002 dan Human Right Watch dinobatkan sebagai pelanggar HAM terburuk dan terberat di dunia. Bangsa yang publik memahami sebagai biang teroris. Karenanya, buku ini berjudul, Aku Melawan Teroris.rn“Saya melakukan jihad pada titik-titik ikhtilaf.” demikian tulisannya. Sebuah ungkapan atas sebuah pilihan jalan dari ragam jalan perjuangan yang ditempuh oleh umat Islam.Ia sadar bahwa langkahnya kontrovesi.Meski demikian,ia menyakinkan jalan yang ditempuhnya. Dan keyakinan itu, berdasarkan atas sebuah model pemahaman Islam yang baik. Apa itu? Ia menjelaskannya dalam buku ini.rnTerlepas kita setuju atau tidak,buku Imam Samudra, Aku Melawan Teroris, tetap menarik untuk dibaca. Sebagai upaya mengenal lebih jauh apa dan siapa Imam Samudra, termasuk jalan perjuangannya. Apalagi gaya penulisan yang bertutur, reflektif, gaul, kadang jenaka,menjadikan kita mudah mengikuti 'gagasan ide' yang ia sampaikan.